Rabu, 16 November 2016


   Setelah beberapa minggu libur dari aktifitas jualan rutin, hari ini senin 14 November 2016 mulai berjualan lagi. Seperti halnya yang sudah-sudah, ketika mengawali jualan, tentunya semua bahan baku harus dibeli semua. Dan itu tidaklah dengan biaya yang sedikit. Malam sebelum berjualan kekasihku bertanya, mas apa besok modal kita akan kembali? sekarang jualankan musimnya sepi semua? sembari memblender kunyit. Insya Allah laris jawabku menenangkan. 


   Malam berjalan, kekasihku terlelap bersama sikecil di sampingnya. Diriku diliputi perasaan tak tenang dan gelisah. Duduk dan menghisap sebatang demi sebatang sebagai pengisi waktu agar kantuk segera datang. Ahhh kantukpun tak kunjung datang, akhirnya aku manfaatkan waktu tengah malamku untuk pembuatan jamu atau memasukkan kedalam botol-botol yang tampak mengkilap karena masih gres. Tak terasa jam hanphone sudah menunjukkan pukul 2 pagi lewat, kekasihku mungkin terkejut karena tidak mendapati aku yang seharusnya berada disampingnya. Dia berteriak dengan penuh keromantisan, maas sampean tilem binjeng sadean '' mas silahkan istirahat tidur besok jualan'' ucapnya. Akupun tak kuasa menolak permintaannya dan aku langsung tidur disampingnya, sembari bersembunyi dibalik selimut tebal warna kuning mentah.
    
    Mas-mas sampun subuh, kekasihku membangunkanku. Lalu aku bangun dan  bergegas mengambil wudlu untuk tunaikan sholat subuh berjamaah. Selepas sholat sayapun langsung melanjutkan pekerjaan semalam yang belum tuntas. Sedikit demi sedikit jamu itu saya tuangkan kedalam botol kemasan. Sementara kekasihku membungkusnya diplastik seperempatan, untuk tetangga yang menjualkan sebagaian daganganku.

   
  Pukul 05 47 semua persiapan telah tertunaikan, sayapun pamit seperti biasa pada kekasihku. tapi sebelum itu, dia saya suruh untuk memotret diriku yang berangkat jualan dari belakang. Dengan keyakinan dan rasa optimis yang sangat kuat, saya melajukan motor dengan cepat. Tak berselang lama, tibalah saya di depan pabrik MPI Desa Karangbong gedangan. Melihat karyawan ada yang masuk, hati saya sangat senang. Bismillah saya turun dari sepeda motor.



   Sekitar 20 menit, masih duduk diatas batu seukuran 2x bola basket namun bentuknya agak lonjong. Barulah ada pembeli yang datang. Alhamdulilah dapat penglaris lima ribu. Ibu yang memelarisi daganganku masih belum pergi jauh. Tiba-tiba rombong jamuku roboh dan jatuh keselokan. Untungnya selokan itu tidak ada airnya. Namun karena saya membawa bekal untuk cucian gelas, maka air itulah yang mengenai buku-buku yang ikut jatuh ke selokan. Basah, buku yang kubawa, karet, plastik dan daftar kartu peminjam buku. Aku tenangkan diriku, berusaha bersikap santai dan tidak terlalu terkejut. Ini untuk menutup atau mengurangi rasa malu, karena daganganku telah jatuh. 

      Dua gelas, jadi korban dalam tragedi ini, sudah tak terselamatkan lagi, sementara buku dan barang lain yang basah masih bisa aku bersihkan dengan kain lap yang kubawa. Perlahan aku naikkan rombongku, aku betulkan posisi motorku. lalu buku-buku dan jamu yang berada diselokan aku bersihkan semua. Ini adalah takdir tuhan dan kuasanya, aku tak akan mengutuk atau mensumpah serapah atas apa yang menimpaku barusan. Namun aku harus menerima, mungkin ini adalah sebagian ujian dari tuhan.

     Tak selang berapa lama, Alhamdulilah ada lagi pembeli. Total uang yang aku dapat di depan pabrik MPI hanya sepuluh ribu rupiah. Sekitar pukul delapan, karyawan pabrik juga sudah pada masuk, lalu aku putuskan seperti biasa melanjutkan keliling ke kampung-kampung. Ya Allah, lelah menyusuri jalanan, daganganku tidak ada yang beli. Ingat uang modal kulakan yang semalam, bagaimana aku bisa menerangkan pada isteriku, tentang hasil jualan hari ini.

   Sekitar pukul setengah 12, ada teman yang watsap ingin membeli jamuku. Akupun langsung meluncur ke sekolahan tempat dia mengajar. Alhamdulilah, disana aku dapat uang 50 ribu. Ngobrol kanan dan kiri, tentang buku dan jamu, tak terasa waktu sudah menunjuk angka satu. Mau tidak mau aku harus cepat pulang, karena tidak biasanya aku pulang diatas jam dua belas. Lngit mendung yang siap menumpahkan air kenikmatannya, aku terjang saja, berharap sudah bisa sampai dirumah sebelum air turun.

    Baru sekitar limaratus meter dari sekolah tempat temanku mengajar tadi, langit telah mencurahkan airnya. Aku lajukan motorku dengan cepat, berharap bisa dapat tempat berteduh untuk menyelamatkan buku-buku yang ada digerobak jamuku. Hidup tidaklah bisa selalu mendapatkan apa yang diharap. Air hujan kian deras, aku baru mendapatkan tempat berteduh di tempat cucian motor. Alhamdulilah, walau bajuku radak basah, dan sebagian buku yang diatasnya juga basah, rada tenag udah dapat tempat berteduh yang nyaman, setidaknya di tempat berteduh ini, juga menjual kopi yang bisa menghangatkan tubuhku.

    Angin bertiup kencang dan hujannya semakin deras. Arah angin yang membawa hujan juga mengenai buku-bukuku. Aku tak berdaya, karena tak mungkin aku mendapatkan penutup untuk menyelamatkan buku-buku tersebut. Menangis dalam hati, iya, aku menangis. Cengeng juga diriku. Padahal sebagai lelaki, aku gak boleh nangis, tapi untungnya tak ada orang yang berteduh sepertiku yang melihat ketika aku menangis meratapi buku-buku yang basah.

    Adzan ashar sudah berkumandang, hujan reda setelahnya. Aku bergegas untuk pulang. Cacing dalam perut sudah berteriak-teriak minta hidangan, maklum, seharian dia hanya kemasukan kopi dan es pemberian satpam di sekolah temanku tadi. Serasa mau pingsan, perut melilit sakit, maahku kambuh kayaknya. Tak lupa aku ambil uang selembar seratus ribu di Atm, ini akan aku berikan pada isteriku, aku gak tega jika harus mengatakan jualan pertama sangatlah sepi. Aku berbohong ya aku berbohong dan itu memang sering aku lakukan ketika jualan sepi. Karena aku hanya tidak tega melihat isteriku tampak sedih, melihat aku pulang bawa uang sedikit. Aku berharap, dengan uang ini dia bisa tersenyum dan tidak lelah dalam memproduksi jamu yang dibuatnya dengan penuh cinta dan doa kesembuhan untuk para pembelinya.

   Setiba dirumah, aku langsung minum segelas air hangat dan melanjutkan mandi. 

Itulah sebagian kisah, yang sering aku alami.@ fauzi penjual jamu

      






Kamis, 03 November 2016

  Alhamdulilah, kemarin tanggal 30 Oktober 2016 bisa bergabung bersama mereka dalam satu ruangan. Suasana riuh dan tepuk tangan ketika saya ucapkan ayo beri tepuk tangan. Senang, bisa bertemu beberapa mahasiswa dan dosen yang aktif mengikuti acara sekolah literasi gratis ini dengan seksama. Sekolah yang di inisiasi Oleh Dr. Sutejo, M. Hum ini memang benar-benar keren.





Acara semacam ini, bisa di duplikasi untuk digelar di berbagai daerah. Namun realitanya memang tidaklah mudah. Butuh orang-orang yang kuat seperti dia. Saya hanya bisa berbagi cerita tentang apa yang sudah saya lakukan, seputar literasi dan gerakan sak iki jamane moco. Alhamdulilah acara ini benar-benar lancar, sesuai dengan apa yang diharapkan. Saya hanya bisa ucapkan terimakasih kepada bapak sutejo dan rekan-rekan mahasiswa serta dosen IKIP PGRI PONOROGO.

TERIMAKASIH SALAM LITERASI

   

Rabu, 05 Oktober 2016


Hari libur bukan berarti berhenti beraktivitas. Karena hari libur, aktivitas untuk mengembangkan skill pun semangat mereka jalani karena kecintaan mereka dengan belajar. Minggu pagi, Mobile Books Collection Indonesia (MBC Indonesia) melangsungkan salah satu programnya, yakni Anjangsana. Program berkunjung ke yayasan atau komunitas untuk berbagi kebahagiaan dan inspirasi.

Bekerjasama dengan perpustakaan Taman Ilmu Masyarakat (PERPUSTIM), Sukorejo Sidoarjo Jawa Timur, tim MBC Indonesia datang dengan penuh semangat di kelas karakter, program dari PERPUSTIM yang berlangsung setiap minggu pagi bagi anak anak disekitar. Ide yang cemerlang dari sosok Pak Fauzi selaku founder PERPUSTIM Sidoarjo, yang semangat menggerakkan literasi melalui buku.

Dalam kelas karakter ini hampir tidak ada satu anak pun yang tidak suka membaca. Semua suka membaca buku. Yang paling menarik, setiap anak sudah manyadari betapa pentingnya membaca untuk mereka tau dunia dalam satu genggaman, membaca.

11 anak dengan mimpi mimpi besar itu semangat menuliskan mimpinya dalam kertas dengan dampingan tim MBC Indonesia, Anifa, Ratih dan Vidy. Selain menuliskan mimpi, merka juga diminta untuk menuliskan alasan apa yang mendorong mereka untuk mewujudkan mimpi itu. Menuliskan mimpi dan alasannya dikertas masing masing ini bertujuan agar mereka tetap bisa membaca mimpinya, dan menjadi semangat untuk mewujudkannya setelah membaca alasan memilih cita cita itu yang juga tertulis dalam kertas.

Di kelas karakter ini, Pak Fauzi sangat terbuka bagi siapapun pemuda/dewasa, siswa, mahasiwa , profesional yang terketuk hatinya untuk berbagi di kelas karakter setiap minggu pagi bersama anak anak pejuang mimpi ini. Sebab disadari atau tidak, masih banyak manusia apatis disekitar kita. Untuk itu berkoar mengajak orang untuk peduli rasanya susah susah gampang, untuk itu solusi terbaik adalah dimulai dari diri sendiri untuk peduli, hingga mengetuk hati orang lain untuk bergerak memberikan kontribusi materi maupun non materi.


Untuk datang langsung melihat kondisi PERPUSTIM Sidoarjo, bisa langsung mencari di mesin pencarian google, karena akan muncul peta lokasi yang mudahkan untuk menuju lokasinya. Sedikit kutipan dari Pak Fauzi, yang juga pernah meramaikan panggung Kick Andy “ Orang pintar dan kaya itu banyak. Tapi kita butuh orang yang peduli dan mau beraksi”.  (Nif)

Selasa, 13 September 2016

   



Kita muda kita peduli, itulah yang menjadi tema utama dalam acara Kick Andy di Upn Yogyakarta kemarin tanggal 9 Sepetember 2016. Dalam acara tersebut kebetulan saya di undang sebagai salah satu narasumber. Alhamdulilah, saya sangat bersyukur dan senang bisa berada diatas panggung bersama nara sumber lainnya Chiki fawzi dan Shaggy Dog.









   
  Sehari sebelum acara dimulai, seperti acara lainnya harus latihan terlebih dahulu atau pengarahan seputar tempat duduk dan prosesi acara. Ini tidak hanya berlaku bagi saya, tapi juga berlaku bagi narasumber lainnya. Mereka sungguh tampak semangat dalam melantunkan lagu-lagunya, kebetulan mereka berdua adalah penyanyi.


Dag dig dug sudahlah pasti, pas prosesi latihan motor yang biasa aku gunakan untuk jualan, lengkap dengan gerobak jamunya harus naik diatas panggung. Dengan sedikit tanjakan kutancapkan gas dan berulang kali turun naik panggung. Ini hanya untuk memperlancar supaya besoknya bisa langsung naik tanpa ada kendala. Cemas sudahlah pasti, karena saat latihan yang kedua, speda motorku hampir jatuh. Ohhh tuhan  betapa malunya besok kalau sampai pas diliahatin banyak orang, jatuh diatas panggung. Masih tetap latihan berulang-ulang hingga benar-benar yakin esok pasti bisa naik diatas panggung.




   

Setelah latihan naik diatas panggung dengan motor, disambung dengan cek suara. Ternyata ribet juga. Maklumlah ini baru pengalaman pertama tampil diacara yang super. Dan latihan ini, ternyata tidaklah sebentar karena butuh waktu sekitar dua jam, dimana masing-masing pemateri harus bisa mendengar suara yang lainnya.



Jum'at 9 September 2016 acara Kick andy telah ramai pengunjung. Kulihat dari belakang kelambu hitam yang menjadi penutup antara audien dan para pemateri telah banyak bangku yang sudah terisi. Cemas dan senang bercampur jadi satu. Betapa tidak, bisa berdiri dipangung yang cukup megah ini, tapi cemasnya bagaimana nanti ketika naik, sementara motorku menanggung beban sekitar 50 kg jamu.

Ahh sudahlah santai saja, anggap ini dunia glamor yang dimana kita menjual kesenangan dan menyenangkan publik. Santai dan kutenangkan segala kegugupanku. Greng-greng greng suara sepeda motorku dari balik kelambu, dan kameramen menyoroti dari belakang gerobak jamuku. 



Melesat menuju atas panggung seperti laiknya anak panah yang di lepaskan oleh empunya. Alhamdulilah jamu dan diriku mendarat  diatas pangung dengan aman. Mataku terbelalak melihat audiens yang entah berapa jumlahnya. Kutenangkan jantung yang berdebar-debar, kucoba menguasai diriku diatas pangung agar tidak kelihatan grogi dan culun. Santai rileks dan kujawab semua pertanyaan bang andy dengan sedikit bercanda. Alhamdulilah, bang andy memberikan apresiasi dengan memberikan uang sebesar 25 juta yang di sponsori oleh salah satu perusahaan cat. Alhamdulilah, acara selesai dan diriku sudah bisa santai. 
#SALAMINSPIRASI

   

     

Daftar sekarang untuk mewujudkan kepedulian anda

Minggu, 28 Agustus 2016

   


Alhamdulilah, kemarin Minggu 28 agustus 2016 bisa berdiri dan belajar banyak kepada mereka siswa siswi di SD MUHAMMADIYAH 6 SURABAYA. Dalam kesempatan itu, banyak ilmu yang saya dapatkan. Literasi semakin hari, semakin berkembang. dari yang awalnya hanya seputar dunia baca, kini mengarah kepada dunia tulis dan teknologi.



   Acara yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Balai Bahasa Jawa Timur, dengan di dukung oleh BPMTV. Dalam acara ini, kebetulan saya diundang untuk mengisi acara. Adapun materi yang saya sampaikan, masih sama seperti di sekolah-sekolah sebelumnya yaitu seputaran budaya baca dan tulis semenjak usia dini.

    Dalam acara ini, saya melihat banyak calon-calon generasi hebat. Mereka begitu bersemangat untuk belajar dan mendengarkan dengan seksama dan suasana aktif seperti ini, belum pernah saya rasakan di sekolah-sekolah sebelumnya. Ketika saya memberikan pertanyaan, mereka berebut untuk menjawabnya, dan begitupun ketika saya mempersilahkan mereka untuk maju dan menceritakan tentang perpustakaan disekolahnya, mereka berebut hingga saya bingung harus pilih yang mana. Ini merupakan suasana aktif yang keren menurut saya.

   Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 dan selesei pukul 11 30, serasa masih kurang jika melihat antusias mereka. Sungguh serasa saya bertemu dengan anak-anak yang tepat dan ini bibit unggul harus dikawal terus. Andaikan saja, dikota-kota lain digelar acara serupa khususnya daerah-daerah tertinggal, niscaya penyebaran ilmu literasi akan tampak besar manfaatnya secara menyeluruh. Semoga dikota-kota lain, bisa demikian 
Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak, dan adik-adik semua. Semangat dan teruslah belajar.
Ingat esok pasti lebih indah dan teruslah berkarya.